Drs OK Khaidar Aswan
Merajut Kampung Halaman Menuju Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Oleh : Amirul Khair
Bagi yang belum tahu dan kenal, atau yang masih hanya mendengar namanya saja, pasti sulit untuk mencari orangnya. Tidak bisa ‘dibaca’ dari penampilan fisik atau pun karakter pergaulannya.
Penampilannya biasa saja. Tidak terlihat seperti orang sukses dari penampilan fisiknya sehari-hari. Bahkan karakter pergaulannya sulit untuk dibedakan. Sederhana, membumi dalam berinteraksi di lingkungan kehidupan sosial dan tidak formalistik terhadap anaggota maupun karyawannya.
Sosok yang penulis maksudkan bernama lengkap Drs OK Khaidar Aswan. Seorang pengusaha sukses dilahirkan di bumi melayu Batang Kuis Deli Serdang Sumatera Utara 1 Desember 1962.
Gaya kehidupannya yang sederhana dan sangat ‘supel’ dalam pergaulan meski sudah sukses membangun
bisnis dengan membawa bendera PT Deli Trans Dirgantara, suami Hj Nurma dan ayah dari 4 anak (Nuzila, Harisda Yulidaini serta si bungsu Anjas Asmara) ini mengaku, pengalaman sejarah hidupnya yang pahit telah menempa dirinya menjadi orang berkarakter yang tidak pernah “lupa dengan kulitnya”
Berjualan kue, minuman campur, doorsmer, warung buku bacaan serta pekerjaan apa saja yang bisa menghasilkan uang dilakoni mantan pemain klub kebanggaan anak Medan PSMS era 80 an ini demi menggapai cita-citanya.
Kerja keras dan semangat pantang menyerah yang dipegang teguh pria bertubuh gempal ini telah menjadikan dirinya menjadi pengusaha sukses diberbagai bidang dan kini masih dipercaya menjabat sebagai Koordinator PKBL Pertamina Regional 1 Sumatera Bagian Utara.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Sebagai seorang pebisnis, OK Khaidar Aswan yang juga tokoh melayu gelar Datuk Muda Paduka Diraja anugerah dari Sultan Serdang merupakan sosok yang sulit untuk dipahami cara berpikirnya. Orientasi bisnis lewat teori ekonomi “dengan modal sekecil-kecilnya menghasilkan untung sebesar-besarnya ” dalam sudut pandang penulis justeru berbanding terbalik.
Banyak kegiatan bisnis terkesan menghamburkan uang dan secara kasat mata tidak efektif untuk membangun sebuah bisnis, justeru dilakukan Khaidar yang ternyata berpikir jauh ke depan dengan melandaskan manfaat dan keuntungan jangka panjang yang bisa dibagi kepada orang banyak.
“Hati Emas” dan sifat peduli terhadap masyarakat khususnya di sekitar Batang Kuis terlihat dari kecerdasan OK Khaidar yang secara khusus membangun sebuah kawasan di Batang Kuis yang dinamakannya dengan “Kampeng Niaga Dirgantara” yang baru beberapa bulan diresmikan.
Kampoeng Niaga Dirgantara merupakan salah satu konsep bisnis sebagai upaya merajut kampung halamannya menuju pusat pemberdayaan masyarakat. Di kawasan ini, Khaidar menambatkan cita-citanya agar Batang Kuis menjadi daerah maju seiring dengan potensinya ke depan yang bakal menjadi “Kota Transit” pasca operasional Bandar Udara (Bandara) Internasional Kualanamu yang jaraknya tidak begitu jauh.
Upaya memberdayakan potensi masyarakat menuju kesejahteraan berbasis pendidikan dan ekonomi kerakyatan merupakan kerangka bisnis yang ditawarkan Kampoeng Niaga Dirgantara dengan harapan beberapa tahun ke depan akan sulit dicari orang-orang yang hidup dalam belenggu kemiskinan yang menjadi ‘hantu’ bagi rakyat kecil.
“Tantangannya cukup berat dan tidak bisa dilihat sekarang, karena program ini jangka panjang. Tapi ke depan, beberapa tahun lagi, saya yakin Kampoeng Niaga Dirgantara bakal maju dan masyarakat bisa merasakan manfaatnya” ungkapnya dengan nada optimis.
KARYA NYATA
Teori pemberdayaan ini bukan sekadar teori. Langkah kuantum Khaidar dalam pemberdayaan masyarakat sudah menjelma dalam bentuk perbuatan karya nyata. Ribuan masyarakat perdesaan sudah merasakan program-programnya.
Lewat usahanya di sektor pemberdayaan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui Baitul Mal waa Tamwil (BMT) Dirgantara, ribuan pelaku UKM sudah merasakan manfaat dan bantuan lembaga keuangan syariah yang didirikannya ini.
Peluang kerja dalam menekan angka pengangguran juga implikasi konkrit dari mimpi spektakulernya denang banyak membuka usaha-usaha yang sudah ribuan orang terbantu termasuk bisnis transportasi selaku elemen pendukung sirkulasi bisnis masyarakat.
Visi Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin untuk menjadikan masyarakat Sumut tidak bodoh disahutinya dengan membuka Training Center Dirgantara yang sangat terjangkau.dengan kemampuan masyarakat perdesaan.
Dari sudut pandang penulis, impian Khaidar yang ingin menjadikan kampung halamannya Batang Kuis menjadi pusat pemberdayaan lewat konsep Kampoeng Niaga Dirgantara tidak terpikir dibenak penulis.
Tapi ada pepatah mengatakan, “sekeras-keras batu karang, akan membentuk lengkungan bila ditimpa setitik air yang terus menerus” dengan artian, tidak ada yang tidak mungkin terjadi bila ada kemauan dan semangat untuk berbuat secara terus menerus..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar